Selasa, 22 Desember 2009

Pramuka Lovers

Pramuka,, mungkin bagi sebagian orang kegiatan yang satu ini adalah sebuah kegiatan anak kecil yang kerjaan cuma bermain doank, apalagi di usiaku yang sudah tidak bisa dibilang remaja...
Tapi pramuka justru satu-satunya kegiatan extra yang tak pernah bisa aku tinggalin, jatuh cinta sejak kelas satu smk hingnga sekarang aku masih setia berkecimpung di dunia kepramukaan.Bagiku kegiatan pramuka justru adalah sebuah kegiatan yang sangat positif, kreatif, dan inovatif.

Sejak Januari tahun 2005, kekosongan kegiatan disekolahku membawaku bergabung dengan Pramuka Satuan Karya (di singkat, Saka) Bhayangkara kota Banjarmasin yang berpangkalan di Poltabes Banjarmasin, peran anggota Pramuka disini adalah sebagai mitra polisi.. setiap operasi ketupat intan kami ikut serta dalam pengamanan selama bulan ramadhan sampai menjelang lebaran. Kegiatan yang selalu dinantikan selain latihan rutin yang dilaksanakan setiap hari minggu dari jam 2 siang sampai jam 5 sore adalah kegiatan Napak Tilas Divisi ALRI di kandangan yang dilaksanakan setiap bulan Mei dalam rangka memperingati perjuangan Pahlawan Kalimantan (Borneo). Kegiatan sangat menyenangkan, karena selain bisa menumbuhkan semangat persatuan, kita juga bisa menapaki jejak pahlawan yang memperjuangkan borneo, selain itu kita juga akan bertemu dengan teman-teman dari berbagia organisasi pemuda sekalimantan.. Namun, satu hal yang selalu dinantikan yaitu berkumpul kembali dengan sesama anggota Saka Bhayangkara Polres Hulu Sungai Selatan, ya, kegiatan ini sekaligus sebagai kegiatan silaturrahmi saka bhayangkara kalsel.

Kegiatan lain yang tak kalah menyenangkan adalah kegiatan Kemah Bakti Pelajar dan Pemuda se-kalimantan Selatan dalam rangka memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (disingkat, HANI). Perkemahan ini di ikuti seluruh organisasi pelajar dan pemuda sekalsel, kegiatannya diadakan selama satu minggu. Wouw... satu minggu jauh dari ortu dan hanya bersama teman-teman, justru disini lah kita melatih kemandirian kita. Persahabatan pun makin erat dan yang lebih menyenangkan lagi kita bisa memperluas jaringan dengan organisasi pemuda lainnya. Awalnya kami ikut kegiatan ini hanya untuk melaksanakan perintah dari atasan untuk ikut serta dalam kegiatan ini karena kegiatan ini dilaksanakan oleh Polres Kab. Banjar sekaligus mengisi waktu liburan, dengan personil dan perlengkapan seadanya kami semangat mengikuti kegiatan ini, tujuan utama adalah bersenang-senang dan bertatap muka langsung dengan anggota Saka Bhayangkara se-Provinsi tapi sungguh tak disangka ternyata kami mampu mempersembahkan tiga piala untuk satuan kami yang bernaung di Poltabes Banjarmasin. Kami sangat bangga membawa pulang piala itu, karena sebelumnya kami sama sekali tak mempunyai target untuk memenangkan apapun. Tentu saja semua ini tak lepas dari bimbingan pembina-pembina kami yang setia mengantar kami seperti anggota Bina Mitra dan Satlantas Poltabes Banjarmasin, ga ketinggalan juga Personil Satsamapta yang udah setia mengantar kami ke bumi perkemahan. Thanks For All.. Semoga Pramuka dan Polisi makin jaya.




Latihan di Pangkalan


Upacara Pembukaan Latihan Dasar di
Lemdikada Sei Ulin Banjarbaru


Pengarahan waktu perkemahan HANI di
Martapura


Lomba Bakiak di HANI Martapura

advertising

Menggeluti hobby baru dibidang advertising... ternyata hobby yang satu ini memang sangat menyenangkan.. kapanpun, dimanapun, bisa berkreasi sepuasnya... hayoo... siapa yang mau melarang??? karya, karya gua kok.. ngapaen loe sewot... :P
Moga aza hobby yang satu ne bisa berkembang menjadi bisnis sukses dibidangnya, so bisa terus berinovasi sesuka hati... all friends... mohon dukungan dan bantuannya yaaa.... :)








Mana lagi karyanya??? tar deh, yang laen nyusul yaa...

Kamis, 17 Desember 2009

Ga ada hari terindah selain saat bersamamu, selamanya kuingin selalu ada kamu dalam senang dan sedihku...sampai kapanpun takkan pernah kulepaskan cintamu dihatiku..dan suatu hari nanti kamu akan mengerti bahwa betapa aku mencintai dengan segenap ketulusanku..selamanya kamu akan selalu ada dihatiku..dan siapapun takkan ada yang bisa merubah bahwa takdir cintamu hanyalah untukku

Kamis, 12 Maret 2009

love in memory




Memory of Love
Venus & Arhan
18 Maret 2008

Cerpenku

“Untuk kegiatan ulang tahun kampus kali ini, kita akan libatkan organisasi kepemudaan yang ada dikampus, karena saya pikir mereka sangat antusias dan kreatif untuk kegiatan festival semacam ini” ungkap Ari sang ketua Dema.

Organisasi Kepemudaan?bukankah Tya adalah salah satu anggotanya, bahkan yang kutau dia salah satu anggota yang sangat aktif di organisasi ini, gumamku dalam hati. Sesaat pikirku melayang, anganku tertuju pada kenangan manis masa laluku dengan gadis manis itu. Tya, aku menyadari betapa aku salah besar telah mencampakkanmu, kupikir dulu kau hanyalah seorang gadis kecil yang menyenangi organisasi dan tak kan bisa memberikan waktu untukku. Tapi ternyata aku salah, kamu begitu tulus, cerdas, kreatif dan sangat berbakat. Aku menyadari tak banyak gadis sepertimu tapi aku justru mencampakkanmu. Sekarang aku sangat merindukanmu dan berharap kamu masih menyimpan rasa sayangmu yang dulu kau siratkan dalam makna yang berbeda untukku.

“Dika, hari ini aku ulangtahun, kamu datang ya jam 4 sore!’pintamu beberapa saat setelah kamu resmi jadi pacarku.

“Kok dadakan sih??jam 4 aku ada kuliah, tapi kuusahakan tuk datang deh..”

“Bener ya, ku tunggu lho?!”

“Tapi aku ga sempat beli kado, ga apa-apa ya?”

“Kamu datang aja aku udah seneng ko”

Ternyata pesta ulang tahun Tya hanya sebuah pesta kecil yang hanya dihadiri oleh sahabat-sahabat terdekat, dan aku merasa beruntung berada ditengah sekelompok kawanan gadis itu.

“Dik, kenapa sih kamu suka ma aku?padahal kan kamu baru liat aku pas waktu rapat akbar Dema tempo hari?”

“Ga tau, aku suka aja ma kamu. Mungkin memang udah isyarat dari hati kali” jawabku sedikit menggombal.

Aku sadar gadis ini memiliki banyak keunikan dalam dirinya yang aku juga ga tau apa, hanya saja mungkin aku terlalu gengsi untuk mengakui bahwa aku sayang sama dia. Beberapa kali aku ngajak jalan, selalu ada saja halangannya, memang suatu hal yang tidak disengaja tapi hal inilah yang akhirnya membuatku merasa bosan.

“Maaf Ty, hapeku hank nich, ga bisa balas sms cuma bisa ngebaca doank jadi kalo ada apa-apa kamu langsung telpon aja ya” ungkapku ketika kumulai mencoba untuk menghindarinya.

“Ga di servis?”tanyamu seraya menyarankan.

“Tar aja, belum sempat!”

“Ya udah ga apa-apa ko, yang penting masih bisa telpon kan?”
Empat bulan aku hanya menunggu telpon dari Tya, ga pernah ku coba untuk telpon dia lebih dulu kecuali kalo ada panggilannya yang tak terjawab. Mungkin karena sadar akan sikapku yang mulai acuh dia pun mulai malas menghubungiku. Hanya saja dia sering bilang lewat smsnya, kalo dia sering mimpi melihat aku jalan dengan cewek lain. Bahkan dia pun bilang kalo dalam mimpi itu dia melihat aku sedang mengalami masalah. Dan semua itu benar, orangtua ku menjodohkan aku dengan Arini anak Relasi bisnis bokap. Parahnya tuh cewek hampir mirip dengan Tya, hanya saja Arini lebih terkesan manja dan kekanak-kanakan.

“Rapat hari ini selesai, kita akan berkumpul lagi empat hari kedepan diruangan dan jam yang sama”

Tok…Tok…Tok…

Penyataan Ketua Dema disertai ketukan palu tiga kali yang menandai usainya rapat sore ini membuatku tersentak dari lamunanku. Tya, aku merindukanmu!apa mungkin kali ini kamu akan terlibat dalam kegiatan Festival ulang tahun kampus??
Klakson motor pengendara jalan terdengar keras dan aku pun tersentak saat menyadari kendaraan itu hampir saja menabrakku.

“Tya apa benar yang kulihat itu kamu?” dipersimpangan ketika aku mau masuk komplek, tiba-tiba aku melihat seorang gadis yang sangat mirip dengan Tya, jaketnya, sepatunya, sama persis dengan apa yang Tya kenakan ketika kami bertemu untuk yang pertama kalinya.

Kring..hape ku berdering, dan kulihat ada pesan singkat yang baru masuk.
“Dik, tadi aku liat kamu dijalan, dan aku juga liat slebor belakang motormu patah, kamu habis kecelekaan ya? Moga aja kamu ga apa-apa, aku pernah dapat firasat ini lewat mimpi, tapi aku berharap aku salah” kubaca sms yang masuk, dan ternyata benar yang ku lihat tadi sore adalah Tya.

“Maafkan aku Tya, aku ga bisa balas sms kamu walaupun aku sangat ingin tapi aku ga mau membuat kamu berharap banyak dari aku”

Pada saat acara pembukaan Festival musik kampus, semua peserta yang sebagian besar adalah siswa SMA telah berkumpul di Gedung Biru atau aula kampus. Begitu pun dengan para panitia yang terlihat sibuk bersama dengan pihak terkait agar kegiatan ini dapat berjalan se-efesien mungkin. Kulihat disudut ruangan, sosok seorang gadis yang selama ini begitu kurindukan tengah asyik bercanda dengan teman-teman se-organisasinya. Sama sekali tak terlihat raut kesedihan ataupun kekecewaan oleh sikapku selama ini meskipun dia tau bahwa hari ini aku pasti hadir di ulang tahun kampus. Kuperhatikan dia mulai menatap kearahku, dia memperhatikan aku cukup pekat seakan mencoba meyakini bahwa yang ada dihadapannya sekarang adalah aku, seorang Dika yang mungkin telah membuatnya bagaikan Kekasih yang Tak dianggap.

“Va, itu benar Dika ya?” bisiknya pada Reva sahabatnya, ya selama ini yang tau tentang hubungan kami hanyalah Reva.

“Sepertinya iya deh, masa sama pacar sendiri ga ngenalin?!samperin gih!” jawab Reva meyakinkan sembari menyarankan agar Tya nyamperin aku, tapi gadis itu menolak, mungkin dia sadar tak mungkin untuk meminta penjelasan tentang menghilangnya aku disaat seperti sekarang ini.

Tapi…apa benar Tya sudah tak mengenaliku lagi?apa mungkin itupun berarti bahwa dia telah melupakan aku? Rintihku dalam hati, aku tak percaya bila semua ini memang benar terjadi.

“Hai Dik, panitia juga?” aku tersentak ditengah bisingnya suara musik dari peserta festival, seorang Tya telah berada disampingku dan memberanikan diri untuk menyapaku, sementara aku jadi salah tingkah tak tau harus bagaimana.

“Emm..iya, aku kena di bagian teknis” jawabku sembari mencoba mengendalikan adrenalinku yang berpacu kencang.

"Kamu?”tanyaku balik ketika melihat Tya hanya mengangguk merespon ucapanku tadi.

“Biasalah, bidang humas” jawabnya santai.

Aku benar-benar seperti orang linglung, aku bingung apa yang harus kulakukan pada gadis ini?disatu sisi aku merindukannya, tapi disisi lain akupun tak ingin membuatnya berharap terhadap cinta semu yang tak pernah mungkin kan bersatu karena diluar sana telah ada Arini yang telah dijodohkan denganku dan pernikahan kami hanya tinggal menghitung bulan.

“Dik, aku duluan ya.. ga enak ninggalin anak-anak!” pamit Tya disela kebingunganku.

Akupun hanya mengangguk melepaskan senyum termanis yang selama ini begitu kurindukan.

Sebulan telah berlalu pasca festival itu, ditengah bimbang dan ragu kumenanti saat-saat pernikahan yang tak kuingini yang masih beberapa bulan lagi.

“Selamat siang” satu pesan lagi masuk di HP ku, dan sekali lagi itu dari Tya. Entah memang sengaja hanya mengirim kata singkat itu atau kah salah sambung, yang jelas aku begitu tersiksa dengan perhatian Tya yang tak bisa kusambut dengan hangat itu.
“Aku mohon dengan amat sangat, jangan ganggu aku lagi!” kata-kata menyakitkan itu terpaksa kukirim ke ponselnya Tya.

“Ok, tapi aku mohon berikan aku satu alasan” akhirnya Tya menuntut penjelasan itu dariku.

“Aku mau kawin” balasku singkat, sekali lagi maafkan aku Tya, aku ga bisa untuk menjelaskan yang sebenarnya sama kamu.

“Meskipun menyakitkan, aku terima semua ini dengan ikhlas, aku harap kamu bahagia dan aku tunggu undangan dari kamu!” balas Tya dengan penuh ketegaran.

Setelah pernyataan itu, aku tak pernah lagi dapat kabar tentang Tya, mungkin saat itulah aku benar-benar putus dengan gadis yang tak bisa kubahagiakan meskipun aku menyayanginya.
Kau datang merasuk jiwaku yang hampa..
Kau hadir menyentuh hatiku yang lara…
Kemudian kau pergi goreskan luka
Lagi…lagi…dan lagi…
Tak mampu kupungkiri bahwa dihatiku kau hidup
Tak mungkin kuhindari bahwa dijiwaku kau hadir
Membawa pelangi dengan sejuta warna cerahkan hari
Bagaikan melati harum semerbak dilaman mimpi”
Puisi itu terkirim ke ponselku dengan kontak atas nama Tya, tapi sekali lagi aku harus membuatnya terluka agar dia benar-benar bisa melupakanku.

“Sms kamu dibaca istriku, udah berapa kali aku bilang jangan ganggu aku lagi!” balasku sedikit menggertak.

“Maaf, aku ga ada niat mengganggu, tapi kamu harus tau satu hal Dik, kamu yang udah membuat aku gila seperti ini!!” balasnya.

Aku tersentak, aku terluka, aku sadar bahwa aku terlalu menyakiti gadis yang ternyata telah tulus mencintaiku itu. Dan ternyata sms itu adalah benar-benar sms terakhir dari Tya.

Akhirnya aku mendengar berita bahwa Tya telah pacaran dengan teman sekampusku, satu angkatan, dan satu prodi, Arya, entah hanya gosip ataupun fakta aku tak pernah tau, tapi berita itu tersebar luas diantara teman-temanku, bahkan teman-teman Deklarasi Mahasiswa pun sudah tau akan hal itu. Apa yang aku pikirkan dan rasakan? Aku seolah tak rela dengan berita ini, aku berharap semua ini adalah bohong! Tapi siapa aku? Aku sama sekali tak berhak menghalangi kebahagiaan Tya bersama Arya walaupun aku yakin Arya tak lebih baik dari aku, tapi aku berharap Arya benar-benar bisa membuat Tya bahagia.

Berita itu, kadang muncul dan redup sampai suatu ketika aku pernah menyaksikan langsung dengan mataku bahwa Arya tengah menghampiri Tya disela-sela kesibukan Dema mempersiapkan malam amal yang dilaksanakan rutin sebulan sekali, dan malam itu tepat dengan malam dimana para anggota Organisasi Kepemudaan yang digawangi Tya dan teman-temannya mengadakan acara pelantikan kenaikan Tingkat bagi anggota mereka.

Aku hanya bisa diam melihat kenyataan ini, dan ternyata aku masih menyimpan rasaku untuk gadis itu. Malam ini aku hanya ingin melihat Tya ditengah kesibukannya menggodok anggota juniornya meskipun hanya dari kejauhan. Kuperhatikan, sesekali mata gadis itu menatap kearahku seolah ada sesuatu yang ingin disampaikan. Senyum hambar kudapatkan darinya seakan menggambarkan kelukaan yang telah kugoreskan dihatinya, tapi bukankah telah ada seorang Arya yang kini mendampingi dan membahagiakannya?

Satu tahun telah berlalu menjadi sebuah kenangan manis aku dan Tya, namun kenangan itu tak pernah bisa hilang dari ingatanku, dan pernikahanku pun selalu ditunda dengan berbagai macam alasan yang aku juga tak pernah mengerti, ya semuanya memang telah diatur oleh kedua orangtua aku dan Arini tanpa mampu ku elak lagi, tetapi akhirnya semuanya pun dibatalkan dengan alasan Arini lebih memilih meneruskan kuliah di Singapura. Kemudian aku mencoba memberanikan diri untuk menghubungi Tya dan berharap dia masih menyimpan sisa cinta untukku.

“Tya, aku tunggu kamu ditaman, ditempat pertama kali kita jalan dulu, masih ingat kan?aku benar-benar berharap kamu bisa datang”

Sebuah taman yang menjadi satu-satunya saksi keindahan antara aku dan Tya. Ketika pertama melihatnya, aku sudah tertarik untuk mengenal Tya lebih dekat lagi, lewat nomor hape yang sempat kudapatkan darinya ketika aku mengajaknya berkenalan di Sekretariat Dema aku mendekati tya dengan berbagai macam alasan, setelah berkali-kali menolak untuk ku ajak keluar suatu ketika gadis itupun akhirnya menerima ajakanku. Tanpa pikir panjang akupun mengajak Tya ke taman bunga sejuta mawar yangterletak dipusat kota ini.

Tanpa ada balasan dari Tya, aku tetap memutuskan untuk menunggu. Aku hanya ingin bertemu dengan Tya, menatap matanya dan berharap bisa memeluknya.

Satu jam menunggu akhirnya penantiaku tak sia-sia, Tya datang memenuhi undanganku.

“Hai Dik, apa kabar?maaf lama menunggu” sapa Tya pelan.

“Ga apa-apa, aku senang kamu bisa datang” jawabku singkat.

“Ada apa Dik, kok tiba-tiba ngajak ketemu?apa ga dimarah sama istrimu?!” Tanya Tya setengah meledek.

“Hee..istri? aku belum menikah kok!’ jawabku sambil tertawa renyah.

Seketika Tya memandangiku dengan tatapan pekat, seakan mencari kebenaran akan ucapanku barusan.

“Maksud kamu?’

“Maaf kan aku Tya, mungkin aku terlalu menyakitimu dengan semua kebohongan ini” ucapku memulai pembicaraan.

“Tadinya aku memang mau menikah, aku dijodohkan dengan anak seorang rekan bisnis papah, tapi akhirnya perjodohan ini dibatalkan”

“Kenapa?”Tanya Tya singkat ditengah diamku.

“Arini memutuskan kuliah ke Singapura” jawabku seraya menghela nafas dalam-dalam.

“Kenapa kamu ga pernah jujur sama aku Dik?kenapa kamu menghilang begitu saja dan membiarkan aku larut dalam penantian bodoh yang berujung menyakitkan?”akhirnya Tya mengucapkan kata-kata itu, kalimat yang memang seharusnya diucapkannya sejak dulu.

“Aku ga ingin kamu semakin terluka, karena aku tak berani menolak perjodohan ini”ucapku lagi mencoba menjelaskan.

“Aku kecewa Dik, kupikir kamu ga seperti anggota Dema lainnya, tapi justru kamu sendiri yang membuktikan pikiran tentang anggota Dema yang suka memainkan perempuan” ujar tya setengah marah.

“Bukankah kamu sendiri kemudian pacaran dengan Anggota Dema?”

“Arya???itu cuma gosip”

“Gosip??kulihat kamu cukup akrab sama dia”

“Aku memang akrab sama Arya, dan dia memang pernah menyatakan kalo dia suka sama aku, tapi ga pernah aku hiraukan, aku cuma menganggapnya seperti kakak”

“Kenapa?Arya baik”

“Cukup sekali aku jatuh cinta pada anggota Dema, itu sudah cukup membuatku tersiksa”

“Tya, kuakui aku sayang sama kamu, sampai saat ini aku masih menyimpan rasa itu dan akupun sangat tersiksa dengan apa yang terjadi diantara kita” Kulihat Tya mulai meneteskan airmata, aku sadar bahwa aku telah terlalu menyakitinya.

“Seandainya kamu jujur tentang semua ini, aku ga akan pernah merasa sesakit ini Dik”

“Tya, maafkan aku, aku harap aku masih punya kesempatan untuk mengobati luka dihatimu” pintaku.

“Maksud kamu?”Tanya Tya heran.

“Apa mungkin semua bisa kembali seperti dulu”

“Seperti dulu untuk menyakitiku lagi”

“Tya, aku benar-benar sayang kamu. Kamu mau kan kalo keindahan yang dulu pernah kita miliki bersama kita ukir kembali?"

“Dika, seandainya ga pernah ada Arini dalam perjalanan kita, mungkin semua takkan seperti ini”

“Arini sudah pergi, sekarang yang aku tau aku hanya mencintai kamu Tya, dan akupun yakin kamu masih mengenang kisah kita dulu”

“Aku memang tak pernah bisa menghapuskan kenangan kita, semua itu terlalu indah meskipun aku harus terluka bila mengingatnya. Aku pernah mencintai kamu setulus hatiku Dika, sehingga aku mampu menanti kamu kembali meskipun kamu menghilang begitu saja dari aku” kata-kata yang keluar dari mulut Tya barusan sedikit membuka keyakinanku bahwa aku masih bisa bersama Tya.

“Tapi semua itu hanyalah sebuah kenangan diantara kita, aku tak bisa mencintai kamu lagi seperti dulu Dik, maaf!” ungkapan polos keluar dari mulutnya ditengah pengharapanku yang teramat sangat terhadap kisah manis tentang aku dan Tya.

“Kenapa Tya?”

“Aku telah memiliki seseorang yang lain yang telah mengobati rasa kecewaku sama kamu, meskipun aku pernah mencintai kamu, tapi aku hanya mengharapkan dia yang akan selalu mendampingiku”

“Ga Tya, selama setahun aku tersiksa dengan perasaan ini, dan hari ini aku tau bahwa kamu masih menyimpan kenangan kita, aku ga akan merelakan jika aku harus kehilangan itu lagi, aku akan datang untuk melamar kamu didepan orangtuamu bersama orangruaku” ucapku memaksa

“Jangan memaksa Dika, aku ga bisa bersama kamu lagi, keindahan yang pernah kita miliki hanyalah sebuah masa lalu dan biarlah semua itu menjadi kenangan terindah dihati kita berdua!”

“Tapi Tya….”

“Kamu yang menginginkan semua ini tanpa pernah memikirkan aku Dika, sekarang aku mohon biarkan aku bahagia dengan jalanku sendiri”

“Bersama Arya”

“Sekali lagi, Arya bagiku hanyalah seorang kakak, tak lebih!dan aku ga pernah pacaran sama dia”Tya menekankan.

Aku hanya terdiam mendengar ucapan Tya, ternyata aku benar-benar telah kehilangan seorang gadis yang sangat aku cintai. Aku memang pantas menerima semua ini, karena tanpa kusadari Tya telah jauh lebih mengorbankan waktunya untuk mencari aku, menanti aku, dan berharap aku kembali sebelum akhirnya dia memutuskan untuk membuka hatinya pada yang lain.

“Maafkan aku Dika, aku berharap kamu bisa mendapatkan kebahagiaanmu sendiri, belajarlah untuk menghargai seorang wanita, belajar untuk mencintai cinta, dan belajarlah untuk mempertahankan cinta yang kamu miliki karena semua itu yang akan mebuatmu mengerti bahwa cinta akan memberikan hal terindah dalam hidup kita”

“Tya, ijinkan aku memeluk kamu sekali saja” pintamu lemah.

Airmata gadis itupun semakin mengalair deras, dan dia menjatuhkan dirinya dalam dekapanku. Dapat kurasakan ketulusan yang pernah dimiliki dan disimpan gadis ini untukku, andai aku bisa memiliki semua itu kembali, aku bersumpah ga akan pernah melepaskannya.

“Semoga kamu bahagia Tya, sekali lagi maafkan aku atas kekecewaanmu”

Aku melepaskan dekapanku dari gadis itu, dan Tya pun menyambut ucapanku dengan senyum manisnya, senyum yang selama ini selalu kurindukan.

“Aku selalu sayang kamu Tya, dan kamu yang paling berharga yang pernah kumiliki disepanjang hidupku”bisikku lembut.

“Kamu adalah kenangan terindah dalam hidupku dan takkan pernah kulupakan”balasnya.

Senja yang memerah mewarnai perpisahanku dengan Tya, perpisahan yang sesungguhnya antara aku dengan seorang gadis yang begitu kucintai selama ini. Inilah saat pertama kali aku jatuh cinta, merasakan ketulusan cinta, meskpin aku sadar bahwa aku tak mungkin lagi untuk memiliki semua keindahan itu, dan aku pun harus melepaskan segala angan dan impianku tentang cinta seorang Tya yang pernah kuharapkan menjadi kisah abadi dalam perjalanan hidupku. Diantara semburat sang merah saga, diantara hembungan angin nan sejuk disore hari, akhirnya kuharus merelakan bayangan Tya perlahan menghinga dari pandanganku, melangkah ditengah warna-warni bunga yang menghiasi taman hati. Tya, kau menjadi pelangi di dalam hati yang selalu membiaskan keindahan dalam kenanganku.
Creatted by : Vie

aku dan sahabat

Dear…
Satu hal yang begitu berarti dalam hidupku, sebuah persahabatan. Selain keluarga yang mengajarkanku banyak hal, ternyata persahabatan pun telah memberikanku banyak hal. Canda, tawa, tangis, luka.. semua telah kami lewati bersama. Indahnya hidup, cerianya hari, dan manisnya masa-masa SMA ku lewati bersama sahabat tercinta.

Masa-masa indah itu telah tiga tahun berlalu, Tika, Emi, Ida, dan Eka.. mereka lah sahabat-sahabat sejatiku. Setelah masa SMA berakhir, kami pun harus terpisah, aku memasuki bangku perguruan tinggi swasta STMIK Banjarbaru di Banjarmasin, Eka di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, sedangkan Emi dan Tika memasuki dunia kerja yang terpisah. Namun persahabatan kami selalu abadi sepanjang perputaran waktu dan takkan pernah pudar oleh peredaran masa. Satu hal yang paling menyedihkan ialah Ida yang harus kembali bersama orangtuanya di Parenggean yang terletak di daerah Kalimantan Tengah. Sekali lagi, jarak takkan menjadikan persahabatan kami kandas begitu saja. Canggihnya komunikasi sekarang sangat berjasa bagi persahabatan kami, karena walaupun terpisah oleh jarak persahabatan kami tetap berjalan.

Setelah kelulusan kami tak pernah lagi punya waktu dan kesempatan untuk kumpul bareng seperti dulu. Sampai pada suatu ketika, Ida mengabarkan bahwa dia akan ke Banjarmasin dan aku merasa bahagia karena akan kembali bertemu dengan kawan lama. Tentu saja kesempatan ini takkan kami sia-siakan, aku dan ketiga sahabat yang masih ngumpul di Banjarmasin pun mengatur waktu se efektif mungkin agar kami bisa kumpul lagi seperti dulu. Sayang, Emi tak bisa bergabung karena dia tak bisa meninggalkan pekerjaannya, sementara Ida hanya punya waktu 1 hari untuk bersama kami. Walaupun dia empat hari di Banjarmasin namun diapun harus menyelesaikan urusannya dengan pacarnya yang teman satu SMA kami juga, Ida ingin minta kepastiannya secepatnya tentang kelanjutan hubungan mereka, dan alhasil orangtua sang cowok pun menyatakan akan datang ke Kalteng untuk melamarnya.

Bulan demi bulan telah berlalu, sesekali aku dan teman-teman yang masih disini saling mengunjungi walaupun tak bisa berkumpul bersama. Saling cerita dan mengenang masa-masa indah disekolah sambil menunggu kabar baik dari Ida yang katanya perkawinan hanya tinggal menghitung bulan.

Tapi… suatu ketika Ida menghubungi aku dan dia mengabarkan bahwa perkawinannya BATAL, hal ini dikarenakan sang pacar yang setia dinantinya selama bertahun-tahun selingkuh dan menghamili perempuan lain, jangankan Ida, akupun sangat terpukul mendengar berita ini. Dasar laki-laki bejat, tak tau diuntung!! Dari dulu aku sudah tak pernah suka Ida berhubungan dengan laki-laki ini. Dan sekarang, semua yang aku pikirkan benar-benar terjadi. Aku benci laki-laki itu!! Aku benci pada laki-laki yang telah membuat sahabatku menangis sepanjang waktu hanya demi mempertahankan orang yang dicintainya dari orangtuanya. Sebenarnya orangtua Ida pun tidak suka dengan hubungan Ida dan lai-laki itu. Hanya sahabatku tetap bersikukuh mempertahankan cintanya. Tetapi hasilnya?? Aku begitu kecewa dan marah pada laki-laki itu, tapi aku pun bersyukur karena Ida ga perlu terlalu menanggung derita bersama orang yang hanya selalu menyakitinya.
Dari 5 sekawan aku hanya masih sama Eka, kami masih sering smsan dan ketemu. Hal ini karena aku dan Eka masih satu organisasi di Pramuka Satuan Karya Bhayangkara, selain itu kami juga masih meneruskan kuliah di bidang yang sama seperti waktu SMK, IT, hanya saja kami menempuh pendidikan di kampus yang berbeda.

Tika yang mulai asyik dengan kehidupan asmaranya, sudah tak mudah lagi dihubungi, dan Emy pun sering gonta ganti nomor sehingga komunikasi kami agak terhambat. Walaupun kadang, sesekali ada saja dia tiba-tiba nongol dirumah.

Persahabatan yang begitu indah, tak pernah lagi kutemui di bangku kuliah meskipun aku memiliki 4 teman akrab tapi semua sangat berbeda.

5 Sekawan yang selalu bersama, selalu ceria, dan penuh semangat. Persahabatan yang kami rangkai dalam satu kata “Thampyaz” itu lah nama persahabatan kami. Nama itu kuambil karena terinspirasi dari club member kakak perempuan ku sewaktu dia SMA dan teman-teman setuju, selain nama yang unik, Thampyaz juga sangat menggambarkan karakter persahabatan yang kami jalani. Thampyaz yang dalam bahasa banjar artinya Muncrat, atau kecipratan. Ya, satu sedih semua sedih, satu senang semua pun senang!

Dalam beberapa bulan kebelakang, tiba-tiba aku sangat merindukan sahabat-sahabatku itu, aku sangat ingin berkumpul lagi dengan mereka seperti dulu, walaupun aku tau semuanya tak mudah karena Ida takkan mungkin bisa datang. Tapi aku mencoba untuk menghubungi mereka dan berharap bisa melepaskan rasa kangenku walaupun hanya lewat telepon. Ups, semenjak itulah aku kehilangan berita tentang Ida, Ida tak pernah lagi menghubungiku ataupun sahabat Thampyaz yang lain, padahal waktu itu mendekati hari ulang tahunnya.

Kucoba tanyakan teman-teman yang lain, tapi hasilnya nihil. Aku semakin sedih ketika Emy mengabarkan dia akan segera menikah dengan Iyan pacarnya sejak SMK dulu, aku sangat mengharapkan Ida bisa berkumpul bersama kami disaat hari bahagia Emy. Tapi sayang, semuanya hanyalah mimpi.

Pernah kucoba menghubungi ke nomor telepon yang tersimpan di Hape mama, dulu sewaktu masih sekolah saat liburan Ida pernah menghubungiku pakai nomor itu. Tapi tempo lalu kucoba hubungi ternyata salah sambung. Aku kecewa, namun aku tak ingin putus asa, ku minta Eka dan Tika menghuungi nomor itu tepat dihari perkawinan Emy, tapi hasilnya semakin mengecewakan, teleponnya tak dijawab! Sekali lagi aku mencoba menghubungi nomor itu tapi tetap tak ada jawaban. Aku berharap si empunya telepon hanya bepergian keluar kota bukan pindah rumah.

Suatu pagi, kucoba hubungi kembali nomor itu, dan aku sangat senang karena ada yang menjawab, kucoba cari informasi sedetail-detailnya tentang Ida, dan akhirnya kuketahui kalo nomor yang menjadi harapanku satu-satunya untuk menemukan Ida adalah nomor telepon sekolah tempat orangtuanya Ida bekerja sebagai pengajar, dan akhirnya pun aku berhasil bicara langsung sama Ida. Aku merasa hari itu adalah hari yang paling membahagiakan buat aku, setelah sekian lama aku mencari sahabatku dan akhirnya aku menemukan kabarnya juga, ternyata hapenya dijual dan satu minggu lagi akan menikah dengan laki-laki yang berdomisili di Parenggean juga. Aku bahagia, karena akhirnya Ida menemukan kebahagiaan sejatinya, tapi aku juga sedih karena aku dan sahabat-sahabat Thampyaz tidak bisa hadir di hari bahagianya. Selain jarak yang cukup jauh, berita ini terlampau mendadak bagi kami, padahal Ida pun telah jauh-jauh hari mencoba menghubungi salah satu diantara kami untuk mengabarkan berita bahagia ini.

Aku segera menghubungi Eka dan Emy untuk mengabarkan berita gembira ini. Sedangkan tika, kurasa dia akan mendengar berita ini dari Eka karena mereka bertetangga, hari itu juga calon suami Ida menghubungiku karena khawatir Ida kembali menanyakan tentang mantan pacarnya yang telah menghianatinya. Untungnya Ida sama sekali tak mengungkit tentang laki-laki bejat itu dan tak mau tau tentang dia. Hal yang menyenangkan kudengar dari calon suami Ida adalah tentang rencana dia untuk mengajak Ida kembali menetap di Banjarmasin. Semoga ini bukan hanya sekedar rencana, tetapi dapat menjadi harapan baru bagi persahabatan Thampyaz.

My friends of Thampyaz, aku selalu sayang sama kalian, bagiku kalian semua adalah sahabat terbaikku yang takkan pernah tergantikan oleh apa dan siapapun. Takkan ada Thampyaz2 yang lain dalam hidupku. Aku berharap suatu saat nanti kami akan bersama lagi meskipun bersama keluarga masing-masing.


Creatted By : Vina ( venus_vie@yahoo.co.id)

Rabu, 18 Februari 2009

My Friend's of Thamphieyaz

Dear…
Satu hal yang begitu berarti dalam hidupku, sebuah persahabatan. Selain keluarga yang mengajarkanku banyak hal, ternyata persahabatan pun telah memberikanku banyak hal. Canda, tawa, tangis, luka.. semua telah kami lewati bersama. Indahnya hidup, cerianya hari, dan manisnya masa-masa SMA ku lewati bersama sahabat tercinta.

Masa-masa indah itu telah tiga tahun berlalu, Tika, Emi, Ida, dan Eka.. mereka lah sahabat-sahabat sejatiku. Setelah masa SMA berakhir, kami pun harus terpisah, aku memasuki bangku perguruan tinggi swasta STMIK Banjarbaru di Banjarmasin, Eka di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, sedangkan Emi dan Tika memasuki dunia kerja yang terpisah. Namun persahabatan kami selalu abadi sepanjang perputaran waktu dan takkan pernah pudar oleh peredaran masa. Satu hal yang paling menyedihkan ialah Ida yang harus kembali bersama orangtuanya di Parenggean yang terletak di daerah Kalimantan Tengah. Sekali lagi, jarak takkan menjadikan persahabatan kami kandas begitu saja. Canggihnya komunikasi sekarang sangat berjasa bagi persahabatan kami, karena walaupun terpisah oleh jarak persahabatan kami tetap berjalan.

Setelah kelulusan kami tak pernah lagi punya waktu dan kesempatan untuk kumpul bareng seperti dulu. Sampai pada suatu ketika, Ida mengabarkan bahwa dia akan ke Banjarmasin dan aku merasa bahagia karena akan kembali bertemu dengan kawan lama. Tentu saja kesempatan ini takkan kami sia-siakan, aku dan ketiga sahabat yang masih ngumpul di Banjarmasin pun mengatur waktu se efektif mungkin agar kami bisa kumpul lagi seperti dulu. Sayang, Emi tak bisa bergabung karena dia tak bisa meninggalkan pekerjaannya, sementara Ida hanya punya waktu 1 hari untuk bersama kami. Walaupun dia empat hari di Banjarmasin namun diapun harus menyelesaikan urusannya dengan pacarnya yang teman satu SMA kami juga, Ida ingin minta kepastiannya secepatnya tentang kelanjutan hubungan mereka, dan alhasil orangtua sang cowok pun menyatakan akan datang ke Kalteng untuk melamarnya.

Bulan demi bulan telah berlalu, sesekali aku dan teman-teman yang masih disini saling mengunjungi walaupun tak bisa berkumpul bersama. Saling cerita dan mengenang masa-masa indah disekolah sambil menunggu kabar baik dari Ida yang katanya perkawinan hanya tinggal menghitung bulan.

Tapi… suatu ketika Ida menghubungi aku dan dia mengabarkan bahwa perkawinannya BATAL, hal ini dikarenakan sang pacar yang setia dinantinya selama bertahun-tahun selingkuh dan menghamili perempuan lain, jangankan Ida, akupun sangat terpukul mendengar berita ini. Dasar laki-laki bejat, tak tau diuntung!! Dari dulu aku sudah tak pernah suka Ida berhubungan dengan laki-laki ini. Dan sekarang, semua yang aku pikirkan benar-benar terjadi. Aku benci laki-laki itu!! Aku benci pada laki-laki yang telah membuat sahabatku menangis sepanjang waktu hanya demi mempertahankan orang yang dicintainya dari orangtuanya. Sebenarnya orangtua Ida pun tidak suka dengan hubungan Ida dan lai-laki itu. Hanya sahabatku tetap bersikukuh mempertahankan cintanya. Tetapi hasilnya?? Aku begitu kecewa dan marah pada laki-laki itu, tapi aku pun bersyukur karena Ida ga perlu terlalu menanggung derita bersama orang yang hanya selalu menyakitinya.
Dari 5 sekawan aku hanya masih sama Eka, kami masih sering smsan dan ketemu. Hal ini karena aku dan Eka masih satu organisasi di Pramuka Satuan Karya Bhayangkara, selain itu kami juga masih meneruskan kuliah di bidang yang sama seperti waktu SMK, IT, hanya saja kami menempuh pendidikan di kampus yang berbeda.

Tika yang mulai asyik dengan kehidupan asmaranya, sudah tak mudah lagi dihubungi, dan Emy pun sering gonta ganti nomor sehingga komunikasi kami agak terhambat. Walaupun kadang, sesekali ada saja dia tiba-tiba nongol dirumah.

Persahabatan yang begitu indah, tak pernah lagi kutemui di bangku kuliah meskipun aku memiliki 4 teman akrab tapi semua sangat berbeda.

5 Sekawan yang selalu bersama, selalu ceria, dan penuh semangat. Persahabatan yang kami rangkai dalam satu kata “Thampyaz” itu lah nama persahabatan kami. Nama itu kuambil karena terinspirasi dari club member kakak perempuan ku sewaktu dia SMA dan teman-teman setuju, selain nama yang unik, Thampyaz juga sangat menggambarkan karakter persahabatan yang kami jalani. Thampyaz yang dalam bahasa banjar artinya Muncrat, atau kecipratan. Ya, satu sedih semua sedih, satu senang semua pun senang!

Dalam beberapa bulan kebelakang, tiba-tiba aku sangat merindukan sahabat-sahabatku itu, aku sangat ingin berkumpul lagi dengan mereka seperti dulu, walaupun aku tau semuanya tak mudah karena Ida takkan mungkin bisa datang. Tapi aku mencoba untuk menghubungi mereka dan berharap bisa melepaskan rasa kangenku walaupun hanya lewat telepon. Ups, semenjak itulah aku kehilangan berita tentang Ida, Ida tak pernah lagi menghubungiku ataupun sahabat Thampyaz yang lain, padahal waktu itu mendekati hari ulang tahunnya.

Kucoba tanyakan teman-teman yang lain, tapi hasilnya nihil. Aku semakin sedih ketika Emy mengabarkan dia akan segera menikah dengan Iyan pacarnya sejak SMK dulu, aku sangat mengharapkan Ida bisa berkumpul bersama kami disaat hari bahagia Emy. Tapi sayang, semuanya hanyalah mimpi.

Pernah kucoba hmenghubungi ke nomor telepon yang tersimpan di Hape mama, dulu sewaktu masih sekolah saat liburan Ida pernah menghubungiku pakai nomor itu. Tapi tempo lalu kucoba hubungi ternyata salah sambung. Aku kecewa, namun aku tak ingin putus asa, ku minta Eka dan Tika menghuungi nomor itu tepat dihari perkawinan Emy, tapi hasilnya semakin mengecewakan, teleponnya tak dijawab! Sekali lagi aku mencoba menghubungi nomor itu tapi tetap tak ada jawaban. Aku berharap si empunya telepon hanya bepergian keluar kota bukan pindah rumah.

Suatu pagi, kucoba hubungi kembali nomor itu, dan aku sangat senang karena ada yang menjawab, kucoba cari informasi sedetail-detailnya tentang Ida, dan akhirnya kuketahui kalo nomor yang menjadi harapanku satu-satunya untuk menemukan Ida adalah nomor telepon sekolah tempat orangtuanya Ida bekerja sebagai pengajar, dan akhirnya pun aku berhasil bicara langsung sama Ida. Aku merasa hari itu adalah hari yang paling membahagiakan buat aku, setelah sekian lama aku mencari sahabatku dan akhirnya aku menemukan kabarnya juga, ternyata hapenya dijual dan satu minggu lagi akan menikah dengan laki-laki yang berdomisili di Parenggean juga. Aku bahagia, karena akhirnya Ida menemukan kebahagiaan sejatinya, tapi aku juga sedih karena aku dan sahabat-sahabat Thampyaz tidak bisa hadir di hari bahagianya. Selain jarak yang cukup jauh, berita ini terlampau mendadak bagi kami, padahal Ida pun telah jauh-jauh hari mencoba menghubungi salah satu diantara kami untuk mengabarkan berita bahagia ini.

Aku segera mengehubungi Eka dan Emy untuk mengabarkan berita gembira ini. Sedangkan tika, kurasa dia akan mendengar berita ini dari Eka karena mereka bertetangga, hari itu juga calon suami Ida menghubungiku karena khawatir Ida kembali menanyakan tentang mantan pacarnya yang telah menghianatinya. Untungnya Ida sama sekali tak mengungkit tentang lakki-laki bejat itu dan tak mau tau tentang dia. Hal yang menyenangkan kudengar dari calon suami Ida adalah tentang rencana dia untuk mengajak Ida kembali menetap di Banjarmasin. Semoga ini bukan hanya sekedar rencana, tetapi dapat menjadi harapan baru bagi persahabatan Thampyaz.

My friends of Thampyaz, aku selalu sayang sama kalian, bagiku kalian semua adalah sahabat terbaikku yang takkan pernah tergantikan oleh apa dan siapapun. Takkan ada Thampyaz2 yang lain dalam hidupku. Aku berharap suatu saat nanti kami akan bersama lagi meskipun bersama keluarga masing-masing J


Creatted By : Vina ( venus_vie@yahoo.co.id)