Dear…
Satu hal yang begitu berarti dalam hidupku, sebuah persahabatan. Selain keluarga yang mengajarkanku banyak hal, ternyata persahabatan pun telah memberikanku banyak hal. Canda, tawa, tangis, luka.. semua telah kami lewati bersama. Indahnya hidup, cerianya hari, dan manisnya masa-masa SMA ku lewati bersama sahabat tercinta.
Masa-masa indah itu telah tiga tahun berlalu, Tika, Emi, Ida, dan Eka.. mereka lah sahabat-sahabat sejatiku. Setelah masa SMA berakhir, kami pun harus terpisah, aku memasuki bangku perguruan tinggi swasta STMIK Banjarbaru di Banjarmasin, Eka di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, sedangkan Emi dan Tika memasuki dunia kerja yang terpisah. Namun persahabatan kami selalu abadi sepanjang perputaran waktu dan takkan pernah pudar oleh peredaran masa. Satu hal yang paling menyedihkan ialah Ida yang harus kembali bersama orangtuanya di Parenggean yang terletak di daerah Kalimantan Tengah. Sekali lagi, jarak takkan menjadikan persahabatan kami kandas begitu saja. Canggihnya komunikasi sekarang sangat berjasa bagi persahabatan kami, karena walaupun terpisah oleh jarak persahabatan kami tetap berjalan.
Setelah kelulusan kami tak pernah lagi punya waktu dan kesempatan untuk kumpul bareng seperti dulu. Sampai pada suatu ketika, Ida mengabarkan bahwa dia akan ke Banjarmasin dan aku merasa bahagia karena akan kembali bertemu dengan kawan lama. Tentu saja kesempatan ini takkan kami sia-siakan, aku dan ketiga sahabat yang masih ngumpul di Banjarmasin pun mengatur waktu se efektif mungkin agar kami bisa kumpul lagi seperti dulu. Sayang, Emi tak bisa bergabung karena dia tak bisa meninggalkan pekerjaannya, sementara Ida hanya punya waktu 1 hari untuk bersama kami. Walaupun dia empat hari di Banjarmasin namun diapun harus menyelesaikan urusannya dengan pacarnya yang teman satu SMA kami juga, Ida ingin minta kepastiannya secepatnya tentang kelanjutan hubungan mereka, dan alhasil orangtua sang cowok pun menyatakan akan datang ke Kalteng untuk melamarnya.
Bulan demi bulan telah berlalu, sesekali aku dan teman-teman yang masih disini saling mengunjungi walaupun tak bisa berkumpul bersama. Saling cerita dan mengenang masa-masa indah disekolah sambil menunggu kabar baik dari Ida yang katanya perkawinan hanya tinggal menghitung bulan.
Tapi… suatu ketika Ida menghubungi aku dan dia mengabarkan bahwa perkawinannya BATAL, hal ini dikarenakan sang pacar yang setia dinantinya selama bertahun-tahun selingkuh dan menghamili perempuan lain, jangankan Ida, akupun sangat terpukul mendengar berita ini. Dasar laki-laki bejat, tak tau diuntung!! Dari dulu aku sudah tak pernah suka Ida berhubungan dengan laki-laki ini. Dan sekarang, semua yang aku pikirkan benar-benar terjadi. Aku benci laki-laki itu!! Aku benci pada laki-laki yang telah membuat sahabatku menangis sepanjang waktu hanya demi mempertahankan orang yang dicintainya dari orangtuanya. Sebenarnya orangtua Ida pun tidak suka dengan hubungan Ida dan lai-laki itu. Hanya sahabatku tetap bersikukuh mempertahankan cintanya. Tetapi hasilnya?? Aku begitu kecewa dan marah pada laki-laki itu, tapi aku pun bersyukur karena Ida ga perlu terlalu menanggung derita bersama orang yang hanya selalu menyakitinya.
Dari 5 sekawan aku hanya masih sama Eka, kami masih sering smsan dan ketemu. Hal ini karena aku dan Eka masih satu organisasi di Pramuka Satuan Karya Bhayangkara, selain itu kami juga masih meneruskan kuliah di bidang yang sama seperti waktu SMK, IT, hanya saja kami menempuh pendidikan di kampus yang berbeda.
Tika yang mulai asyik dengan kehidupan asmaranya, sudah tak mudah lagi dihubungi, dan Emy pun sering gonta ganti nomor sehingga komunikasi kami agak terhambat. Walaupun kadang, sesekali ada saja dia tiba-tiba nongol dirumah.
Persahabatan yang begitu indah, tak pernah lagi kutemui di bangku kuliah meskipun aku memiliki 4 teman akrab tapi semua sangat berbeda.
5 Sekawan yang selalu bersama, selalu ceria, dan penuh semangat. Persahabatan yang kami rangkai dalam satu kata “Thampyaz” itu lah nama persahabatan kami. Nama itu kuambil karena terinspirasi dari club member kakak perempuan ku sewaktu dia SMA dan teman-teman setuju, selain nama yang unik, Thampyaz juga sangat menggambarkan karakter persahabatan yang kami jalani. Thampyaz yang dalam bahasa banjar artinya Muncrat, atau kecipratan. Ya, satu sedih semua sedih, satu senang semua pun senang!
Dalam beberapa bulan kebelakang, tiba-tiba aku sangat merindukan sahabat-sahabatku itu, aku sangat ingin berkumpul lagi dengan mereka seperti dulu, walaupun aku tau semuanya tak mudah karena Ida takkan mungkin bisa datang. Tapi aku mencoba untuk menghubungi mereka dan berharap bisa melepaskan rasa kangenku walaupun hanya lewat telepon. Ups, semenjak itulah aku kehilangan berita tentang Ida, Ida tak pernah lagi menghubungiku ataupun sahabat Thampyaz yang lain, padahal waktu itu mendekati hari ulang tahunnya.
Kucoba tanyakan teman-teman yang lain, tapi hasilnya nihil. Aku semakin sedih ketika Emy mengabarkan dia akan segera menikah dengan Iyan pacarnya sejak SMK dulu, aku sangat mengharapkan Ida bisa berkumpul bersama kami disaat hari bahagia Emy. Tapi sayang, semuanya hanyalah mimpi.
Pernah kucoba hmenghubungi ke nomor telepon yang tersimpan di Hape mama, dulu sewaktu masih sekolah saat liburan Ida pernah menghubungiku pakai nomor itu. Tapi tempo lalu kucoba hubungi ternyata salah sambung. Aku kecewa, namun aku tak ingin putus asa, ku minta Eka dan Tika menghuungi nomor itu tepat dihari perkawinan Emy, tapi hasilnya semakin mengecewakan, teleponnya tak dijawab! Sekali lagi aku mencoba menghubungi nomor itu tapi tetap tak ada jawaban. Aku berharap si empunya telepon hanya bepergian keluar kota bukan pindah rumah.
Suatu pagi, kucoba hubungi kembali nomor itu, dan aku sangat senang karena ada yang menjawab, kucoba cari informasi sedetail-detailnya tentang Ida, dan akhirnya kuketahui kalo nomor yang menjadi harapanku satu-satunya untuk menemukan Ida adalah nomor telepon sekolah tempat orangtuanya Ida bekerja sebagai pengajar, dan akhirnya pun aku berhasil bicara langsung sama Ida. Aku merasa hari itu adalah hari yang paling membahagiakan buat aku, setelah sekian lama aku mencari sahabatku dan akhirnya aku menemukan kabarnya juga, ternyata hapenya dijual dan satu minggu lagi akan menikah dengan laki-laki yang berdomisili di Parenggean juga. Aku bahagia, karena akhirnya Ida menemukan kebahagiaan sejatinya, tapi aku juga sedih karena aku dan sahabat-sahabat Thampyaz tidak bisa hadir di hari bahagianya. Selain jarak yang cukup jauh, berita ini terlampau mendadak bagi kami, padahal Ida pun telah jauh-jauh hari mencoba menghubungi salah satu diantara kami untuk mengabarkan berita bahagia ini.
Aku segera mengehubungi Eka dan Emy untuk mengabarkan berita gembira ini. Sedangkan tika, kurasa dia akan mendengar berita ini dari Eka karena mereka bertetangga, hari itu juga calon suami Ida menghubungiku karena khawatir Ida kembali menanyakan tentang mantan pacarnya yang telah menghianatinya. Untungnya Ida sama sekali tak mengungkit tentang lakki-laki bejat itu dan tak mau tau tentang dia. Hal yang menyenangkan kudengar dari calon suami Ida adalah tentang rencana dia untuk mengajak Ida kembali menetap di Banjarmasin. Semoga ini bukan hanya sekedar rencana, tetapi dapat menjadi harapan baru bagi persahabatan Thampyaz.
My friends of Thampyaz, aku selalu sayang sama kalian, bagiku kalian semua adalah sahabat terbaikku yang takkan pernah tergantikan oleh apa dan siapapun. Takkan ada Thampyaz2 yang lain dalam hidupku. Aku berharap suatu saat nanti kami akan bersama lagi meskipun bersama keluarga masing-masing J
Creatted By : Vina ( venus_vie@yahoo.co.id)
Rabu, 18 Februari 2009
Langganan:
Postingan (Atom)